Journal Nusantara Public Health https://jnph.org/index.php/JAN <p>Journal Nusantara Public Health (JNPH) is the official peer-reviewed research journal of the Journal Nusantara Public Health. JNPH is devoted to the dissemination of groundbreaking research on the theories, practices, and education of adult nursing and midwifery. Research on other subject areas or issues that contribute to adult nursing and midwifery are published at the discretion of the Editorial Board. The goal of JNPH is to contribute health maintenance, health promotion, disease prevention, and recovery from diseases in adults by publishing research. JNPH is published four times per year in February, May, August, and November. </p> Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara en-US Journal Nusantara Public Health PENYULUHAN TENTANG MANFAAT SARI KACANG KEDELAI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL DI KELURAHAN JATIBENING https://jnph.org/index.php/JAN/article/view/64 <p class="p1"><strong>Pendahuluan: </strong>komsumsi sari kacang kedelai sebagai Upaya</p> <p class="p1">alami dalam membantu menurunkan tekanan darah. Sari</p> <p class="p1">kacang hijau mengandung isoflayon, protein, dan kalium yang</p> <p class="p1">berperan dalam menjaga elastisitas pembuluh darah serta</p> <p class="p1">membnatu menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang</p> <p class="p1">sering di alami selama kehamilan malalui penyuluhan ini,</p> <p class="p1">diharapkan ibu hamil lebih memahami pentingnya pola makan</p> <p class="p1">sehat dan dapat menjadikan sari kacang kedelai sebagai dalah</p> <p class="p1">satu alternatif alami untuk menjaga Kesehatan kehamilan.</p> <p class="p2"><span class="s1"><strong>Metode: </strong></span>Pendekatan partisipatif, artinya mitra binaan akan secara</p> <p class="p2">aktif dilibatkan dalam setiap tahapan dan kegiatan pembinaan yang</p> <p class="p2">dilakukan melalui pendidikan kesehatan tentang penurunana</p> <p class="p2">tekanan darah pada ibu hamil</p> <p class="p2"><span class="s1"><strong>Hasil: </strong></span>Dari 30 ibu hamil yang datang hanya sebagian besar</p> <p class="p2">(75.0%) ibu yang mengetahui tentang tekanan darah dan</p> <p class="p2">pencegahannya. Setelah diberikan penyuluhan dan media edukasi</p> <p class="p2">berupa leaflet pengetahuan ibu tentang penurunan tekanan darah</p> <p class="p2">meningkat</p> <p class="p2"><span class="s1"><strong>Kesimpulan:</strong>. </span>Ibu hamil sudah mengetahui terkait bagaimana</p> <p class="p2">bahayanya tekanan darah tinggi dan bagaimana cara menurunkan</p> <p class="p2">tekanan darah pada saat hamil.</p> Imroatul Azizah Dede Sri Mulyana Copyright (c) 2025 Journal Nusantara Public Health 2025-07-07 2025-07-07 2 1 EDUKASI KEKERASAN BERBASIS GENDER ONLINE (KBGO) PADA REMAJA DI SMU 30 RAWASARI JAKARTA PERIODE MEI 2025 https://jnph.org/index.php/JAN/article/view/61 <p style="font-weight: 400;"><strong>Pendahuluan</strong><strong>: </strong>Perkembangan teknologi digital menimbulkan sisi gelap berupa kekerasan berbasis gender online (KBGO). Angka KBGO terus meningkat seiring semakin meluas dan mendalamnya pemanfaatan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. Kelompok yang paling rentan dalam konteks ini adalah kelompok usia muda perkotaan yang merupakan pengguna internet terbesar. Dalam menjawab permasalahan sosial tersebut, pengabdian ini dilakukan untuk mengedukasi remaja yang merupakan siswa SMU 30 Jakarta perihal kekerasan berbasis gender online (KBGO). Tujuan dari pengabdian ini adalah mengenalkan KBGO, meningkatkan kesadaran (awareness) dan kepekaan terhadap diri dan sekitar terkait KBGO, dapat mengantisipasi diri agar tidak menjadi pelaku dan korban, dan memahami mitigasi jika menjadi korban atau mengetahui kasus KBGO.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Metode: </strong>Kegiatan edukasi KBGO pada remaja di SMU 30 Jakarta dimulai dengan paparan data data penggunaan dan pemanfaatan internet oleh anak muda serta data tentang kasus-kasus kekerasan online sebagai sisi gelap dari digitalisasi. Berikutnya peserta remaja diperkenalkan pada jenis-jenis KBGO, dampak KBGO, dan terakhir mitigasi atau hal yang bisa dilakukan jika menjadi korban atau mengetahui kasus KBGO. Setelah paparan, ada sesi diskusi yang memungkinkan peserta untuk mengonfirmasi materi paparan, merefleksikan pengalaman sehari-hari, dan membagikan pendapat atau pandangan personal mereka.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Hasil: </strong>Hasil dari pengabdian ini adalah siswa memiliki pemahaman yang baik tentang KBGO, mengenali jenis-jenis KBGO, dan mengetahui langkah mitigasi untuk pencegahan dan penanganan awal KBGO. Melalui kegiatan ini siswa SMU 30 Jakarta memiliki bekal untuk menjaga diri dan orang lain dalam bersosialisasi di ruang digital.</p> Lili Anggraini Dyah Mayasari Fatwa Wiwin Widyastuti Abela Mayunita Melisa Putri rahmadhena Bunga RomadhONA Haque Sukmawati Eva Trisna Copyright (c) 2025 Journal Nusantara Public Health 2025-07-01 2025-07-01 2 1 PELAYANAN KEBIDANAN KELUARGA DAN PELATIHAN PIJAT BAYI UNTUK ORANGTUA DI STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA MEI 2025 https://jnph.org/index.php/JAN/article/view/54 <p style="font-weight: 400;"><strong>Pendahuluan: </strong>Asuhan kebidanan pemberdayaan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh bidan untuk pemecahan masalah kesehatan. Stimulasi pijat bayi merupakan kegiatan merangsang kemampuan semua aspek perkembangan dasar bayi yang meliputi stimulasi sentuh, gerak, urut, pendengaran dan penglihatan dengan mengutamakan rasa nyaman, aman, menunjukkan perhatian dan kasih sayang sehingga perkembangannya akan berlangsung secara optimal. Peran orangtua sangat dibutuhkan dalam memberikan pijatan pada bayi, untuk menciptakan komunikasi antara orangtua dan bayi melalui sentuhan pijatan yang mengandung unsur kasih sayang, suara, kontak mata, dan gerakan. Pijat bayi dapat melibatkan keluarga-keluarga terdekat untuk mendekatkan hubungan emosional, misalnya ayah, nenek, kakek, dan kakak,si bayi yang sudah dianggap mampu melakukan pemijatan</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Metode: </strong>Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan pelayanan kebidanan keluarga dengan peningkatan pengetahuan, praktik dan optimalisasi keterlibatan keluarga.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Hasil: </strong>Berdasarkan kegiatan terdapat hasil yang &nbsp;signifikan pada pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat peningkatan pengetahuan sasaran tentang pentingnya melakukan pijat bayi oleh orangtua dan keluarga .</p> Dyah Maaysari Fatwa Wiwin Widyastuti Abella Mayunita Melisa Putri Rahmadhena Bunga Romadhona Haque Lili Anggraini Imroatul Azizah Sukmawati Copyright (c) 2025 Journal Nusantara Public Health 2025-07-17 2025-07-17 2 1 Edukasi Pemberian Tablet Fe melalui Program Kelas Ibu Hamil sebagai Upaya Pencegahan Anemia https://jnph.org/index.php/JAN/article/view/65 <p style="font-weight: 400;">Latar Belakang: Anemia pada ibu hamil masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang berdampak pada morbiditas dan mortalitas ibu serta janin. Kepatuhan dalam mengonsumsi tablet Fe merupakan upaya penting untuk mencegah anemia. Namun, tingkat kepatuhan ibu hamil di Indonesia masih rendah karena kurangnya pengetahuan dan motivasi. Program kelas ibu hamil dapat menjadi sarana efektif dalam meningkatkan pemahaman dan kepatuhan ibu hamil terhadap konsumsi tablet Fe.</p> <p style="font-weight: 400;">Tujuan: Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan ibu hamil terhadap konsumsi tablet Fe melalui edukasi dalam program kelas ibu hamil di wilayah Jatibening.</p> <p style="font-weight: 400;">Metode: Kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan edukasi partisipatif melalui kelas ibu hamil yang melibatkan 40 ibu hamil trimester kedua. Materi meliputi pentingnya tablet Fe, cara konsumsi yang benar, serta dampak anemia pada ibu dan janin. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan serta pemantauan kepatuhan konsumsi tablet Fe selama satu bulan.</p> <p style="font-weight: 400;">Hasil: Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai anemia dan manfaat tablet Fe (rata-rata skor pre-test 65,2 meningkat menjadi 87,4 pada post-test). Kepatuhan konsumsi tablet Fe juga meningkat dari 52,5% sebelum intervensi menjadi 80% setelah edukasi.</p> <p style="font-weight: 400;">Kesimpulan: Edukasi melalui kelas ibu hamil terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di Jatibening. Kegiatan ini dapat direkomendasikan untuk diterapkan secara berkelanjutan dengan melibatkan bidan dan kader posyandu sebagai pendamping.</p> Bayu Laksamana Jati Budi Ermanto Wintarsih Copyright (c) 2025 Journal Nusantara Public Health 2025-09-16 2025-09-16 2 1 Empowering Posyandu Cadres to Improve Child Health Services in TPMB Nimas Yuniati Bekasi https://jnph.org/index.php/JAN/article/view/62 <p style="font-weight: 400;">Health development is a vital part of national progress, aiming to achieve optimal public health as a component of overall welfare. Community-based health services such as <em>Posyandu</em> (Integrated Health Posts) play a significant role in maternal and child health by involving communities directly. However, in Bekasi Jawa Barat, several issues were identified: inaccurate weight and height measurements of children under five, limited knowledge and basic skills among <em>Posyandu</em> cadres, and inadequate recording and reporting systems. These problems raised concerns among local health workers and indicated the need for targeted capacity-building initiatives.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Method<br></strong>This community service program employed a participatory approach involving local <em>Posyandu</em> cadres, village midwives, and the nutrition section of the local health center. Activities included a series of structured workshops and hands-on training sessions focusing on accurate anthropometric measurements, effective <em>Posyandu</em> management, proper recording and reporting procedures, and fundamental skills for cadres. Pre- and post-training assessments were used to evaluate changes in knowledge and skills.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Results<br></strong>Post-training evaluations showed significant improvement in cadres’ understanding and application of correct weighing and measuring techniques. The quality of documentation and reporting also improved, with cadres demonstrating better accuracy and consistency. Feedback from participants and local health officers indicated increased confidence and motivation among the cadres to perform their roles more effectively.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Conclusion<br></strong>Strengthening the capacity of <em>Posyandu</em> cadres through focused education and practical training can effectively address common problems in community-based health services. Sustainable support and periodic refresher training are essential to maintain the quality and impact of <em>Posyandu</em> services, especially in rural areas like Bekasi Jawa Barat.</p> Melisa Putri Rahmadhena Bunga Romadhona Haque Lili Anggraini Dyah Mayasari Fatwa Wiwin Widyastuti Abella Mayunita Rahmadiyanti Imroatul Azizah Copyright (c) 2025 Journal Nusantara Public Health 2025-07-01 2025-07-01 2 1 KENALI, CEGAH, DAN HAPUSKAN PELECEHAN SEKSUAL & BULLYING PADA ANAK-ANAK DILINGKUNGAN SEKOLAH DASAR JATI MAKMUR I PERIODE MEI 2025 https://jnph.org/index.php/JAN/article/view/55 <p style="font-weight: 400;"><strong>Pendahuluan: </strong>Pelecehan seksual, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), mencakup berbagai bentuk tindakan yang tidak diinginkan yang bersifat seksual, mulai dari pelecehan verbal hingga kekerasan fisik. Pelecehan ini dapat menyebabkan trauma jangka panjang, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Menurut penelitian oleh Finkelhor (2019), anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual sering kali mengalami penurunan kepercayaan diri dan kesulitan membangun hubungan interpersonal yang sehat. Pendidikan sejak dini untuk mengenali tanda-tanda pelecehan seksual dan cara melindungi diri menjadi salah satu strategi utama untuk pencegahan.Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu institusi pendidikan yang berperan penting dalam membentuk karakter dan kebiasaan anak sejak usia dini. Dalam konteks ini, SDN 1 Jatimakmur menjadi lokasi strategis untuk pelaksanaan program pengabdian masyarakat yang berfokus pada sosialisasi dan edukasi tentang pelecehan seksual dan bullying. Kegiatan Pengabdian ini berupa pengenalan tentang <strong>pelecehan seksual &amp; pembullyan</strong> ke siswa/i SDN 1 Jatimakmur ,yang dihadiri oleh&nbsp; siswa/i VI yang&nbsp;&nbsp; berjumlah 110 siswa/i.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Metode: </strong>Sebelum memulai materi,kami memberikan pre-test untuk mengukur pemahaman siswa/i ,kemudian kami memaparkan materi tentang pelecehan seksual &amp; pembullyan,dan terakhir adalah pengerjaan pro-test untuk mengukur pemahaman siswa/i setelah pemaparan materi.pre-test dan past-test ini berisi soal pilihan ganda sebanyak 10 soal .</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Hasil: </strong>Terjadi peningkatan pengetahuan siswa/i kelas VI setelah dipaparkan materi pengenalan pelecehan seksual &amp; Bullying .Hal ini merupakan awal yang bagus karena dengan meningkatnya pengetahuan siswi/i,dapat menjadi langkah awal untuk membantu melestarikan pencegahan pelecehan seksual&amp;Bullying.</p> Bunga Romadhona Haque Lili Anggraini Dyah Mayasari Fatwa Wiwin Wydiastuti Abella Mayunita Melisa Putri rahmadhena Sukmawati Copyright (c) 2025 Journal Nusantara Public Health 2025-07-01 2025-07-01 2 1 16 27 Peningkatan Peran keluarga Dalam Pencegahan Stunting Melalui Kunjungan Rumah Serta Pendampingan Keluarga Di Kecamatan Kutawaluya Kabupaten Karawang https://jnph.org/index.php/JAN/article/view/53 <p style="font-weight: 400;"><strong>Pendahuluan:</strong> Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, terutama pada anak-anak di bawah usia lima tahun. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kemampuan kognitif dan produktivitas di masa depan. Berdasarkan data terbaru dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, sehingga diperlukan upaya konkret dan terstruktur untuk menanganinya.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Metode: </strong>Pendekatan partisipatif, artinya mitra binaan akan secara aktif dilibatkan dalam setiap tahapan dan kegiatan pembinaan yang dilakukan melalui pendidikan kesehatan tentang stunting, edukasi perilaku hidup bersih dan sehat, pemberian MPASI kaya protein, dilanjutkan dengan pemberian makanan tambahan pada balita yang mengalami stunting.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Hasil: </strong>Dari 75 balita yang datang hanya sebagian (50.0%)&nbsp; ibu&nbsp; yang mengetahui tentang stunting dan pencegahannya. Setelah diberikan penyuluhan dan media edukasi berupa leaflet pengetahuan ibu balita tentang stunting dan pencegahannya meningkat.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kesimpulan:</strong>. Keluarga Balita Stunting mendapatkan edukasi tentang intervensi spesifik&nbsp; dengan pemeberian makanan tambahan, pemantauan tumbuh kembang, dukungan pemberian MPASI dan keluarga sudah mengerti juga mau melaksanakan anjuran yang diberikan.</p> jnphabnus jnphabnus Abella Mayunita Melisa Putri Rahmadhena Bunga Romadhona Haque Lili Anggraini Dyah Mayasari Fatwa Wiwin Widyastuti Sukmawati Lili Farlikhatun Sukarni Setya Ningsih Copyright (c) 2025 Journal Nusantara Public Health 2025-07-01 2025-07-01 2 1 1 7